JEJAK DIGITAL.CO.ID-Pemerintah Kota (Pemkot) Manado di bawah kepemimpinan Andrei Angouw dan dr Richard Sualang (AARS), dinilai telah berhasil meminimalisir jumlah sampah plastik yang masuk ke laut melalui aliran sungai di kota tersebut.
Program pemasangan jaring kubus terapung yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) se-Kota Manado telah memberikan dampak positif bagi kebersihan sungai hingga pantai di kota Manado.
Perubahan Kebersihan Sungai dan Pantai

Menurut wawancara dengan beberapa warga Manado, kondisi kebersihan sungai dan pantai di Manado cukup berbeda jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu.
Maxmilian, salah satu warga yang diwawancarai, mengatakan bahwa saat ini kondisi pantai di Manado sudah jauh lebih bersih dibanding beberapa tahun sebelumnya.
Dia menambahkan bahwa jika masih ada sampah di pantai, biasanya itu ditinggalkan oleh pengunjung pantai yang kurang bertanggung jawab.
“Torang boleh lia sandiri depe perbedaan dengan beberapa tahun yang lalu,” ujar Maxmilian.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Elmus, warga lainnya yang sedang bersantai di tepi Pantai Karangria Tuminting.
Ia mengapresiasi upaya Pemkot Manado melalui DLH dalam menjaga kebersihan laut, khususnya di kawasan sekitar Taman Nasional Bunaken (TNB).
“So jarang mo dapa lia sampah di pante, kalu ada biasanya ditinggalkan oleh orang yang tak bertanggungjawab yang hanya datang bersantai lalu sengaja buang sampah sembarangan,” ujarnya.
Begitu juga yang disampaikan oleh Anggita, bahwa telah terjadi perubahan yang luar biasa di era kepemimpinan AARS.
“Menurut saya salah satu faktor yang mempengaruhi sampah ini berkurang cukup signifikan adalah Kadisnya. Kenapa begitu, ya karena dia pekerja keras yang berusaha keras mensukseskan program AARS,” pujinya.
Upaya Pemkot Manado dalam Menjaga Kebersihan

Untuk menjaga kebersihan sungai dan pantai, DLH Manado telah memasang kubus terapung di seluruh sungai yang ada di kota Manado.
Franky Porawouw, Kepala DLH Manado, menjelaskan bahwa kubus terapung digunakan untuk menahan sampah plastik dan kayu agar tidak mengalir ke laut.
“Setiap hari, DLH mengangkut sekitar enam karung plastik yang tertangkap di jaring kubus terapung,” ujar Kadis.
Selain itu, DLH Kota Manado juga memasang jaring besi di laut dengan mengikatnya pada sisi kiri dan kanan perahu.
Franky sapaan akrabnya, berharap kebersihan lingkungan sekitar sungai dan pantai di Manado akan semakin meningkat seiring meningkatnya kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Ia mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, terutama di area pantai.
“Mari torang jaga torang pe lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, ini salalu Pak Wali Kota dengan Wakil Wali Kota Manado ja kase inga untuk torang pe kebaikan bersama,” ajaknya.
Dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Pemasangan sistem jaring di sungai juga mendapat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Menurut Rosa Vivien Ratnawati, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) KLHK, sekitar 80 persen sampah di laut Indonesia berasal dari aktivitas daratan, dengan 30 persen di antaranya berupa sampah plastik.
“Oleh karena itu, pemasangan jaring di sungai kami nilai sangat efektif untuk mengurangi sampah plastik masuk ke laut,” tandasnya. (lix)