JD_MANADO-Warga yang bermukim di Kota Manado memuji kerja hebat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado, Andrei Angouw dan dr Richard Sualang (AARS) melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Franky Porawouw, yang selalu sigap menangani persoalan sampah di dalam aliran sungai.
Pujian tersebut bukan tidak beralasan, sebab DLH Manado dibawah Komando Franky Porawouw telah memasang jaring penahan sampah di beberapa aliran sungai.
“Dulu sehabis hujan pasti banyak sampah yang terdampar di bibir pantai. Tapi sekarang sudah tidak lagi, kalaupun ada jumlahnya tidak banyak,” ujar Yusup warga di Kecamatan Singkil.
Senada dikatakan oleh Arifin, warga di kecamatan yang sama, bahwa saat ini jarang melihat ada sampah mengapung di DAS Tondano.
“Kami lihat ada jaring penahan sampah di bawah jembatan Megawati, sampah plastik tersangkut disitu lalu ada petugas yang bergerak memindahkannya kedalam kendaraan pengangkut sampah lalu dibawa ke TPA Sumompo,” ujarnya.
Sama halnya dikatakan oleh Abe, nelayan yang kerap memarkir perahu di hilir sungai Bahu.
“Biasanya ada sampah yang mengapung masuk ke laut, tapi sekarang tidak lagi. Setahu kami di dekat jembatan sudah ada jaring penahan sampah,” jelasnya.
Serupa disampaikan oleh Julius warga Sario, bahwa dirinya jarang lagi melihat ada sampah plastik yang masuk ke laut terbawa arus sungai.
“Saya biasa memancing di muara sungai Sario di sore hari, sekarang sudah jarang lihat sampah hanyut terbawa arus sungai. Dengar-dengar sudah ada jaring penahan sampah,” ujarnya.
Meski demikian Kepala DLH Kota Manado, Franky Porawouw tetap mengimbau kepada masyarakat agar meninggalkan tradisi buang sampah kedalam aliran sungai.
Sebab menurut dia selain tidak baik untuk lingkungan juga mengancam kelestarian lingkungan.
“Semua program pemerintah termasuk penganan sampah di aliran sungai akan sukses jika ada peran serta masyarakat, salah satunya tidak membuang sampah kedalam aliran sungai,” jelasnya.
Kata dia lagi, memang saat ini DLH Kota Manado telah memasang jaring penangkap sampah di beberapa sungai, baik besar maupun kecil.
Selain itu juga dipasang CCTV sebagai alat untuk memantau dan mengontrol jaring penangkap sampah ini.
“Ini kita lakukan agar tidak ada lagi sampah yang masuk kedalam laut,” jelasnya.
Untuk lokasinya sendiri berada di kolong Jembatan Bahu, jembatan kuning Sario, jembatan Mahakam, jembatan Bailang, Sumompo, belakang kantor Wali Kota Manado dan waduk di Kelurahan Banjer.
“Kami juga menyiapkan jaring sepanjang 40 meter yang akan menjaring sampah yang masuk kedalam laut menggunakan dua perahu bermesin,” jelasnya. (lix)