JD_MANADO-Belasan pria bertato tampak berkerumun di kompleks Rumah Potong Hewan (RPH) unggas Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Jumat (23/9/2022).

Mereka mengeluarkan ayam dari dalam krengkeng yang ditampung di dalam mobil bak terbuka, kemudian memenggal kepalanya lalu dikumpulkan di atas terpal berwarna coklat.
Berbekal sebilah pisau dapur, para pria bertato ini tampak cekatan memisahkan daging dan jeroan.
Sesekali terdengar canda tawa, penambahan semangat membersihkan ayam-ayam masing-masing memiliki berat tujuh kilo yang siap dipasarkan keluar daerah.

Sementara itu di tengah kerumunan pria bertato tampak Kepala UPTD RPH Kota Manado, Joike Tumbel sedang mengawasi proses pembersihan ayam.
“Ia, pekerja disini didominasi anak-anak mantan preman,” ujar Joike.
Penatua di salah satu gereja ternama di wilayah Koka ini mengatakan, dengan beroperasinya RPH unggas maka para pengusaha ayam potong yang menggunakan fasilitas RPH unggas memberdayakan pekerja-pekerja yang tinggal di seputaran RPH.
“Jadi ada sekitar 20 orang yang dipekerjakan dan mendapatkan upah dari pengusaha ayam potong,” jelas pria yang digadang-gadang sebagai bakal calon Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Manado.
Menurut dia, selain akan menambah income (pendapatan) bagi keluarga, juga akan mengurangi angka pengangguran di wilayah tersebut.
“Supaya mereka tidak nganggur. Biasa duduk di perempatan jalan, biasa bakuku (teriak tidak jelas) toh, akhirnya diberdayakan agar bermanfaat bagi keluarganya,” ujarnya.
Dengan begitu juga maka keamanan lingkungan RPH semakin terjamin.
Kata dia lagi, banyak pengalaman berharga akan didapatkan oleh mantan preman di RPH khususnya tentang pengelolaan dan proses pemotongan ayam yang benar.
“Mulai dari proses perebusan, penggunaan mesin pencukur bulu, pemisahan usus, ceker, hati, ampla dan lain sebagainya,” jelas ASN jebolan Fakultas Peternakan UNSRAT ini.
Untuk jeroan sendiri, kata dia saat ini diberikan kepada warga sekitar untuk diberdayakan dibuat cemilan, pelengkap makanan ataupun untuk kebutuhan ternak.
Ditempat yang sama, Andri Mappanganro salah satu penanggungjawab membenarkan hal tersebut.
Kata dia, pihaknya memberdayakan warga sekitar untuk bekerja memotong dan membersihkan ayam menggunakan fasilitas RPH unggas.
“Kami sangat senang dengan semangat para pekerja disini, mereka mampu membersihkan ayam sehari 300 sampai 400 ekor,” tandasnya. (lix)
Penulis/editor : Felix Tendeken